Mahasiswa KKN-PPM UGM Memperkenalkan Cara Baru Mengolah Pisang pada Kelompok PKK Desa Tobadak, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat

Foto Bersama Ibu-ibu PKK Dusun Binamakmur
Mengaplikasikan pengetahuan teknologi pangan yang handal untuk memanfaatkan sumber daya lokal, mahasiswa KKN-PPM Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan kelompok PKK asal Desa Tobadak, Kecamatan Tobadak, Sulawesi Barat untuk mendemonstrasikan cara baru dalam mengolah pisang menggunakan mesin dehidrator. Sosialisasi dan demonstrasi ini dilakukan dalam upaya memicu kreativitas kelompok PKK dalam memanfaatkan buah pisang. Tidak hanya sosialisasi dan demonstrasi, peserta pun diberi kesempatan untuk mencicipi olahan pisang hasil dehidrator tersebut. Acara diadakan pada hari Sabtu (20/7/2024) di Dusun Harapan Baru, dan Sabtu (27/7/2024) di Dusun Binamakmur.
Program ini digagas oleh Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Bianca Geraldine Inez, yang terinspirasi dari konten pengawetan makanan di luar negeri. “Pengolahan pisang di Desa Tobadak sudah sangat luar biasa, tetapi belum ada yang [mencoba mengolah pisang] menggunakan alat modern seperti mesin dehidrator,” ujarnya. Produk yang didemonstrasikan antara lain fruit leather, sale pisang, dan keripik pisang. Fruit leather sendiri merupakan hasil olahan pisang matang yang diblender hingga halus sebelum disebarkan merata ke atas loyang dan dikeringkan. Produk yang dihasilkan memiliki rasa yang mirip sale pisang, tetapi dengan tekstur alot dan kenyal seperti permen jeli lembaran. Ibu-ibu PKK sudah familiar dengan sale dan keripik pisang, tetapi Bianca hendak menawarkan cara baru dalam membuat dua produk tersebut. Keunggulan pengolahan sale dan keripik menggunakan dehidrator yaitu waktunya yang lebih singkat, suhunya yang lebih terkendali seingga tidak perlu bergantung kepada cuaca (untuk pembuatan sale pisang), dan kemampuannya dalam menghilangkan penggunaan minyak dalam pembuatan keripik pisang. Alhasil, sale pisang dan keripik yang dihasilkan akan lebih sehat dan lebih praktis pembuatannya.
Pisang merupakan salah satu sumber daya alam yang paling banyak ditemukan di Desa Tobadak. Ini dikarenakan hampir setiap rumah mempunyai pohon pisang dan aneka tumbuhan pangan lainnya. Masyarakat Desa Tobadak sangat ahli dalam memanfaatkan pisang pada setiap tahap kematangannya, mulai dari mentah hingga hampir busuk. Pisang yang masih mentah dapat diolah menjadi keripik pisang dan loka ro’do, yang merupakan makanan tradisional khas Mandar. Pisang yang sudah matang dapat dikonsumsi langsung atau dapat diolah menjadi pisang goreng dan pisang kukus. Pisang sangat matang pun dapat diolah menjadi sale pisang. Hal ini tidak hanya menunjukkan keterampilan pengolahan pangan yang baik, tetapi juga merupakan langkah menuju keamanan pangan yang terjamin.
Harapannya, program ini dapat menginspirasi ibu-ibu PKK untuk lebih berkreasi dengan buah pisang, dan menanamkan benih-benih wirausaha produk berbasis pisang di Desa Tobadak. Mesin dehidrator yang digunakan untuk demonstrasi pun akan diserahkan ke kelompok PKK Desa Tobadak, agar dapat dipinjam oleh anggota PKK yang ingin mencoba berkreasi dengan mesin dehidrator.
.jpeg)
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin